Makalah
“PAI Berperilaku Terpuji”
Oleh :
Nama : Defri Frameswadi
Kelas : XI IPS 2
SMA PLUS NEGERI 2 BANYUASIN III
Tahun Pelajaran 2013 / 2014
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkah rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah berjudul berperilaku terpuji ini.
Dalam penyusunan makalah berperilaku terpuji menyadari bahwa masih banyak kekurangan – kekurangan, hal ini karenat terbatasnya kemampuan penulis baik dalam pengumpulan data-data maupun dari segi bahasa dan cara penyusunannya, oleh karenanya segala kritik dan saran dari para pembaca akan penulis terima dengan senang hati..
Dalam usaha penyusunan berperilaku terpuji ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terimah kasih yang sebesar-besarnya
Akhir kata penulis berdo’a sebuga bantuan dan bimbingan yang telah diberikan dalan penyusunan makalah berperilaku terpuji mendapat balasan dari Allah SWT, dan mudah-mudahan karya penulisan yang sederhana ini akan berguna bermanfaat bagi semuanya.
Pangkalan Balai, Agustus 2012
Defri Frameswadi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………………..……i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………….…...ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………….iii
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN PERILAKU HUSNUZHAN………………………………………………………1
B. CONTOH – CONTOH PERILAKU HUSNUZHAN……………………………………………….1
C. MEMBIASAKAN DIRI BERPERILAKU HUSNUZHAN………..………………………….5
BIODATA PENULIS…………………………………………………………………………………………....6
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN PERILAKU HUSNUZAN
Husnuzhan artinya berbaik sangka, lawan katanya adalah suuzan yang artinya berburuk sangka. Berbaik sangka merupakan bisikan jiwa, yang dapat diwujudkan melalui perilaku yakni ucapan dan perbuatan.
Perilaku husnuzan akhlak terpuji karena akan mendatangkan manfaat. Sedangkan Su’uzhan termasuk akhlak tercela, karena mendatangkan kerugian.
Sungguh tepat jika Allah SWT dan rasul-Nya melarang berperilaku berburuk sangka. (Lihat Q.S. Al-Hujurat, 49 :12)
Rasulullah SAW Bersabda:
I ya kum wats tsonna pa inna tsonna akdza bul hadzii si
(H.R Bukhari dan Muslim)
Artinya: “Jauhkanlah dirimu dari berprasangka buruk, karena berprasangka buruk itu sedusta-dusta pembicaraan (Yakni jauhkan dirimu dari menuduh seseorang berdasarkan sangkaan saja).”
(H.R Bukhari dan Muslim)
B. CONTOH – CONTOH PERILAKU HUSNUZAN
. Husnuzhan terhadap Allah SWT
Husnuzan terhadap Allah SWT artinya berbaik sangka pada Allah SWT,Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta Alam Semesta dan segala isinya yang bersifat dengan segala sifat kesempurnaan serta bersih dari segala sifat kekuaragan.
Husnuzan terhadap Allah SWT merupakan sikap metal dan termasuk salah satu tanda beriman kepada-Nya.
Di antara sikap perilaku terpuji, yang akan dilakukan oleh orang yang berbaik sangka kepada Allah SWT ialah syukur dan sabar.
A. Syukur
Menurut pengertian bahasa, kata syukur berasal dari bahasa arab, yang artinya terima kasih. Menurut istilah, syukur adalah berterima kasih kepada Allah SWT dan pengakuan yang tulus atas nikmat dan karunia-NYA,melalui ucapan, sikap dan perbuatan.
Nikmat karunia Allah SWT sengat banyak dan bermacam-macam. Ada pula yang berasal dari luar manusia, ada nikmat rohani.
Nikmat karunia Allah bersifat jasmani dan terdapat dalam diri manusia, seperti pancaindra, bentuk, dan susunan tubuh manusia yang lebih sempurna dari hewan sehingga manusia bisa berlari cepat seperti kijang, memanjat seperti kera, dan berenang seperti ikan.
sesungguhnya tetap ada yang difirmankan Allah SWT dalam Al-Qur’an
Lakod Holaknal lin sya na pii ahsyani takhwii min (Q.S At-Tin, 95:4)
Artinya: “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,” (Q.S. At-Tin,95:4)
Nikmat yang bersifat rohani, sebagai anugerah Allah SWT yang tidak ternilai harganya, antara lain roh, akal, kalbu, dan nafsu.
Demikian juga nikmat-nikmat karunia Allah SWT yang terdapat diluar diri manusia sungguh sangatlah banyak dan tidak ternilai harganya. Nikmat-nikmat misalnya air, api, berbagai jenis makanan dan buah-buahan, aneka macam barang tambang, daratan lautan, dan angkasa raya. Itu semua memang disediakan Allah SWT untuk kepentingan dan kesejahteraan umat manusia.
Jika umat manusia mengitung-hitung nikmat karunia Allah SWT. Tentu tidak akan mampu menghitungnya (lihat dan pelajari Q.S. Ibrahim, 14:34 dan Q.S Al-Baqarah, 2:152)
Cara bersyukur kepada Allah SWT ialah dengan menggunakan segala nikmat karunia Allah SWT untuk hal – hal yang diridai-Nya, Yaitu:
*Bersyukur dengan hati ialah mengakudan menyadari bahwa
segala nikmat yang diperoleh manusia merupakan karunia Allah SWT semata dan tidak ada selain Allah SWT yang dapat memberikan nikmat-nuikmat itu.
*Besyukur dengan lidah saperti membaca alhamdulillah
(segala puji bagi Allah). mengucapkan lafal-lafal zikir lainya.
membaca berbagai buku ilmu pengetahuan dan melaksanakan
amar makruf nahi mungkar
*Bersyukur dengan amal perbuatan, misalnya mengerjakan salat, menunaikan ibadah haji jika mampu, berbakti kepada
kedua orangtua, dan berbuat baik pada sesama manusia.
*Bersyukur dengan harta benda, misalnya dengan jalan menbelanjakan harta benda itu untuk hal-hal
yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat.
B. Sabar
manusia dalam hidupnya di dunia ini silih berganti berada
dalam dua situasi, yaitu situasi yang senang karena memparoleh nikmat dan situasi sedih atau susah karena mengalami musibah. Setiap muslim/muslimah yang berprasangka baik pada Allah SWT, apabila dikenal suatu musibah seperti sakit, bencana alam dan gagal dalam suatu tentu akan bersabar. Ia tidak akan gelisah dan berkeluh kesah apalagi berputus asa, karena ia menyadari bahwa musibah-musibah itu merupakan ujian dari Allah SWT.
Seseorang dianggap suuzan terhadap Allah SWT, misalnya tatkala ia menggalami kegagalan dalam suatu usaha, ia menduga Allahlah penyebab kegagalannya, Allah tidak mendengar doanya, Allah itu kikir, Allah tidak adil, dan lain-lain dugaan yang negatif terhadap Allah SWT. Padahal Allah SWT itu Maha Mendengar, Maha Dermawan, dan Adil. Allah SWT tidak menyuruh hamba-Nya untuk gagal dalam suatu usaha, ia tidak boleh menyalahkan Allah SWT. Ia harus introspeksi diri, mungkin kegagalan itu karena usahanya belum dilakukan secara sungguh-sungguh. Kegagalan dalam suatu usaha, hendaknya dijadikan pelajaran, agar pada masa mendatang tidak mengalami hal serupa.
2. Husnuzhan terhadap Diri Sendiri
A. Percaya Diri
Seseorang yang percaya diri tentu akan yakin terhadap kemampuan dirinya, sehingga ia berani mengeluarkan pendapat dan berani pula melakukan suatu tindakan. Sebaliknya, seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan apabila tidak percaya diri tentu akan memperoleh kerugian dan mungkin bencana
B. Gigih
Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan bahwa kata gigih berasal dari bahasa Minangkabau yang artinya berkeras hati, tabah, dan rajin. Sikap dan perilaku gigih termasuk akhlakul karimah, yang hendaknya diterapkan antara lain dalam hal berikut :
1. Menuntut Ilmu
Ilmu pengetahuan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu ilmu pengetahuan tentang agama islam (‘ilm hal) dan ilmu pengetahuan umum (‘ilm gairu hal)
Rasulullah SAW bersabda:
Hoirud dunyaa wal la hiro ti mahal jahli (H.R Bukhari)
Artinya : “Kebaikan/kebahagiaan di dunia dan di akhirat berserta ilmu dan keburukan/bencana di dunia dan di akhirat beserta kebodohan.” (H.R Bukhari)
2. Bekerja mencari rezeki yang halal
Bekerja mencari rezeki yang halal bisa dilakukan melalui berbagai bidang usaha,
Misalnya pertanian, peternakan, dan perdagangan. Bekerja dalam bidang apapun
Hendaknya dilakuan dengan gigih dan sungguh-sungguh dengan disandasi niat iklas karena Allah SWT, untuk memperoleh tigs dan rahmat-Nya, Insya Allah dengan cara seperti itu, akan diperoleh hasil kerja yang optimal. Islam melarang umat-Nya Bermalas-malas danmenjadi bebanorang lain
Rasulullah SAW bersabda:
Tholabul kholali wajibu ala kulli mus limun (H.R Tabrani)
Artinya: “bekerja mencari rezeki yang halal itu wajib bagi setiap muslim.”
(H.R. Tabrani)
3. Berinisiatif
Kata inisiatif berasal dari bahasa Belanda yang berarti prakarsa atau langkah pertama. Seseorang yang memiliki inisiatif disebut inisiator.
3. Husnuzhan terhadap sesama manusia
A. Kehidupan Berkeluarga
Tujuan hidup berkeluarga yang islami adalah terbentuknya keluarga (rumah tangga) yang memperoleh rida dan rahmat Allah SWT, bahagia serta sejahtera, baik di dunia maupun di akhirat.
B. Kehidupan Bertetangga
Kehidupan bertetangga dianggap saling berprasangka baik dan tidak saling mencurigai jika antara lain bersikap dan berperilaku :
1. saling menghormati
2. berbuat baik kepada tetangga
B. Kehidupan Bertetangga
Kehidupan bertetangga dianggap saling berprasangka baik dan tidak saling mencurigai jika antara lain bersikap dan berperilaku :
1. saling menghorma
2. berbuat baik kepada tetangga
C. Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara
Tujuannya adalah terwujudnya kehidupan yang aman, tentram, adil, makmur, dibawah ampunan dari ridha Allah SWT
Sikap dan perilaku terpuji yang harus diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara itu antara lain :
1. Generasi tua menyayangi genersi muda, sedangkan generasi muda menghormati generasi tua.
2. Semua anggota masyarakat atau sesama warga negara hendaknya saling menolong dalam kebaikan serta ketakwaan dan jangan saling menolong dosa serta pelanggaran
C. MEMBIASAKAN DIRI BERPERILAKU HUSNUZHAN
Seorang muslim/muslimah yang berperilaku husnuzHan Allah SWT, tentu akan senantiasa bertakwa kepada-Nya dimanapun dan kapanpun ia berada. Serta mereka yang husnuzhan terhadap diri sendiri, tentu akan membiasakan diri dengan bersikap dan berperilaku terpuji yang bermanfaat bagi dirinya.
Biodata Penulis
Nama : Defri Frameswadi
Kelas : XI IPS 2
Hp : 082269471638
Siswa : SMA Plus N2 Banyuasin III Angkatan IX
Alamat : Jalan H. Ismail RT 02 RW 01 Desa Pelajau Ilir Kecamatan Banyuasin III
Kabupaten Banyuasin
Nama Orang Tua
*- Ayah : Yusuf AW, SH
*- Pekerjaan : PNS
*- Alamat : Jalan H Ismail RT 02 RW 01 Desa Pelajau Ilir Kecamatan Banyuasin III
Kabupaten Banyuasin
*- Ibu : Citra Handayani
*- Pekerjaan : Mengurus Rumah Tangga
*- Alamat : Jalan H Ismail RT 02 RW 01 Desa Pelajau Ilir Kecamatan Banyuasin III
Kabupaten Banyuasin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar